Oleh : Nur Anisah
Salah
satu tanda seorang pendidik yang hebat
Adalah
kemampuan memimpin murid-murid
Menjelajahi
tempat-tempat baru
Yang
bahkan belum pernah didatangi sang pendidik
Bangga sekaligus pengalaman yang
sangat berharga. Mengajar di kelas yang memiliki murid dengan latar belakang
yang berbeda-beda. Ada yang cerdas verbal tetapi di saat kegiatan olah raga
seperti bertemu dengan sesuatu yang sangat berat, enggan untuk melakukannya. Sebaliknya
ada yang sangat menyukai olah raga, tetapi saat harus presentasi serasa semua
kosa kata yang dimiliki hilang dan susah berbicara (lebih banyak kosakata emm…
atau eh..). Ada anak yang hanya tertarik pada angka sehingga saat berhadapan
dengan pengetahuan sosial membuat kening berkerut. Ada anak yang selalu ingin
explorasi seharian dan tidak betah di ruang kelas karena ia termasuk anak
berkebutuhan khusus (hiperaktif). Ada juga yang bermasalah dengan
kalimat-kalimat yang kurang sempurna diucapkan karena cadel. Tapi, disinilah
kesenangan mengajar (hiburan dikala pusing memikirkan administrasi sekolah)
Ruang kelas jelas mampu menjadi
ruang observasi tanpa batas. Penemuan-penemuan yang tidak terduga dengan
solusi-solusi yang tidak terduga pula. Menjadikan siswa sebagai objek
kreatifitas tanpa batas. Belajar
merupakan kebutuhan setiap anak. Dengan belajar, akan memperoleh informasi yang
nantinya bisa digunakan untuk kehidupannya. Anak akan memperoleh pengetahuan
sehingga ia akan mengerti bagaimana kehidupan yang akan dihadapai dimasyarakat.
Proses belajar ditandai dengan adanya perubahan, baik itu sikap maupun
perbuatan.
Anak akan dengan senang hati bila pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Penjejalan materi yang tidak
disukai anak akan membuat anak menjadi memberontak yang ditunjukkan dengan cara
mengganggu teman yang ada di kelas, berbicara sendiri ataupun bersikap acuh
dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Kelas seperti penjara yang
menghukum anak. Jika waktu istirahat, anak akan melupakan perasaan bebas
mereka. Anak yang tadinya di dalam kelas tidak mau berbicara menjadi lancer
berbicara. Anak yang tadinya tidak mau menyanyi jika disuruh menyanyi oleh
guru, maka dia akan bernyanyi dengan sengan hati bersama-sama dengan temannya.
Jika bel masuk berbunyi, mmaka keceriaan mereka akan mejadi hilang, keaktifan
yang ditunjukkan pada waktu istirahat akan hilang.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya tidak
menjadikan anak seperti tahanan yang sedang menjalani msa hukuman. Guru tidak
boleh memaksaan kebebasan mereka di dalam kelas. Guru harus bisa bertindak
sebagai inspirator bagi anak agar anak mau melaksanakan tugas yang diberikan
oleh guru dengan senang hati agar pembelajaran yang dilakukan bisa bermakna
bagi anak.
Guru bukanlah seorang sipir penjara yang mengawasi
anak-anaknya dalam penjara karena anak anak bukanlah tahanan. Anak itu seperti
kertas putih yang akan kita tulis dan kita gambar menjadi tulian dan gambar
yang indah.
27 Oktober 2014 pukul 20.25
artikel ini sangat bagus ;;)