twitter
rss

Oleh : Nur Anisah

Salah satu tanda seorang pendidik yang hebat
Adalah kemampuan memimpin murid-murid
Menjelajahi tempat-tempat baru
Yang bahkan belum pernah didatangi sang pendidik

Bangga sekaligus pengalaman yang sangat berharga. Mengajar di kelas yang memiliki murid dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang cerdas verbal tetapi di saat kegiatan olah raga seperti bertemu dengan sesuatu yang sangat berat, enggan untuk melakukannya. Sebaliknya ada yang sangat menyukai olah raga, tetapi saat harus presentasi serasa semua kosa kata yang dimiliki hilang dan susah berbicara (lebih banyak kosakata emm… atau eh..). Ada anak yang hanya tertarik pada angka sehingga saat berhadapan dengan pengetahuan sosial membuat kening berkerut. Ada anak yang selalu ingin explorasi seharian dan tidak betah di ruang kelas karena ia termasuk anak berkebutuhan khusus (hiperaktif). Ada juga yang bermasalah dengan kalimat-kalimat yang kurang sempurna diucapkan karena cadel. Tapi, disinilah kesenangan mengajar (hiburan dikala pusing memikirkan administrasi sekolah)

Ruang kelas jelas mampu menjadi ruang observasi tanpa batas. Penemuan-penemuan yang tidak terduga dengan solusi-solusi yang tidak terduga pula. Menjadikan siswa sebagai objek kreatifitas tanpa batas. Belajar merupakan kebutuhan setiap anak. Dengan belajar, akan memperoleh informasi yang nantinya bisa digunakan untuk kehidupannya. Anak akan memperoleh pengetahuan sehingga ia akan mengerti bagaimana kehidupan yang akan dihadapai dimasyarakat. Proses belajar ditandai dengan adanya perubahan, baik itu sikap maupun perbuatan.
Anak akan dengan senang hati bila pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Penjejalan materi yang tidak disukai anak akan membuat anak menjadi memberontak yang ditunjukkan dengan cara mengganggu teman yang ada di kelas, berbicara sendiri ataupun bersikap acuh dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Kelas seperti penjara yang menghukum anak. Jika waktu istirahat, anak akan melupakan perasaan bebas mereka. Anak yang tadinya di dalam kelas tidak mau berbicara menjadi lancer berbicara. Anak yang tadinya tidak mau menyanyi jika disuruh menyanyi oleh guru, maka dia akan bernyanyi dengan sengan hati bersama-sama dengan temannya. Jika bel masuk berbunyi, mmaka keceriaan mereka akan mejadi hilang, keaktifan yang ditunjukkan pada waktu istirahat akan hilang.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya tidak menjadikan anak seperti tahanan yang sedang menjalani msa hukuman. Guru tidak boleh memaksaan kebebasan mereka di dalam kelas. Guru harus bisa bertindak sebagai inspirator bagi anak agar anak mau melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan senang hati agar pembelajaran yang dilakukan bisa bermakna bagi anak.

Guru bukanlah seorang sipir penjara yang mengawasi anak-anaknya dalam penjara karena anak anak bukanlah tahanan. Anak itu seperti kertas putih yang akan kita tulis dan kita gambar menjadi tulian dan gambar yang indah. 

2 komentar:

  1. artikel ini sangat bagus ;;)

  1. Dari hati banget ya bu aniis...teruslah berjuang mendidik anak bangsa penerus generasi dgn sepenuh hati,,,,tetep semangat ibu,,,,:)

Posting Komentar