twitter
rss



Oleh : Harie

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia




  Oleh : Harie

Gegap gempita apresiasi atas ditetapkannya 22 Oktober sebagai hari santri Nasional oleh pemerintah melalui Keppres nomor 22 tahun 2015 nyaris semarak diseluruh Indonesia. Sekalipun pada mulanya menuai kontroversi; antara NU – Muhammadiyah. Dalam momentum ini, diselenggarakan agenda-agenda perayaan; Aneka lomba, kirab santri, upacara hari santri, dan berbagai varian kegiatan lainnya, tak terkecuali foto-foto twibbon berbingkai hari santri Nasional menjadi pemandangan aktual di medsos. Sungguh meriah.


Oleh : Harie



Tentara Nasional Indonesia merupakan kekuatan penyangga utama keutuhan wilayah NKRI. Sejarah membuktikan TNI dan rakyat bersatu padu telah berhasil mengunci kemerdekaan dari cengkeraman penjajahan.  Kekuatan militer yang tangguh dengan dukungan rakyat yang kuat akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani dunia.
Jenderal Sudirman pernah menyatakan "tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu". Pernyataan ini menjadi semakin nyata dan akan terus dibuktikan manakala kita melihat kontribusi TNI terhadap masyarakat Indonesia dari dulu hingga sekarang. 



 Oleh : Harie
Kain batik adalah elemen budaya yang telah menjadi identitas bagi bangsa Indonesia. Bisa dibilang semua orang Indonesia punya dan pernah memakai setidaknya satu pakaian berbahan batik. Popularitas batik di tengah masyarakat Indonesia melesat dalam satu dasawarsa terakhir.
Momentumnya adalah setelah batik diinskripsi dalam daftar warisan budaya takbenda oleh organisasi kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia, UNESCO pada tahun 2009.Presiden Indonesia pada waktu itu, Susilo Bambang Yudhoyono menganjurkan agar seluruh masyarakat Indonesia mengenakan batik pada tanggal 2 Oktober untuk merayakan inskripsi tersebut. Semenjak itu, batik pun booming dimana-mana.